Selasa, 25 November 2014

Menyelamatkan nilai uang/tabungan


Terlambat menyadari dan terlambat berkomitmen. Tapi tak apa, dari pada tidak sama sekali. Berawal dari Undangan Seminar yang diantarkan Pak Barot, Petugas Perum Pegadaian tempat saya kadang mendapatkan pinjaman uang (saya nasabah pegadaian lho…,), sedikit pengetahuan amat berharga yang sayang jika tak dibagikan. (Meskipun, saya juga belum tentu dapat segera melaksanakan.. (he .. he…, JARKONI : ngajar ga nglakoni). Tak mengapalah, toh insyaallah ini menguntungkan bagi yang dapat segera mewujudkannya). Pak Rully, nasum dalam seminar, memberikan presentasi panjang lebar tentang investasi emas. Intinya, emas dan property (tanah dan bangunan) merupakan dua bentuk investasi yang saling melengkapi. Keduanya mengandung aspek positif dan negative, tidak untuk dipertentangan. Investasi emas akan menjaga nilai uang dalam jangka panjang. Mengumpulkan emas sedikit-demi sedikit, jika sudah banyak dapat dipergunakan untuk membeli property. Property yang kedua dan seterusnya, usahakan yang tidak membebani. Yang amat berkesan di benak saya adalah: - Beliau mencontohkan peristiwa masa Rasulullah. Rasul saw mengutus sahabatnya membeli seekor kambing (atau domba… saya lupa) dengan memberikan sekeping dinar. (satu keeping dinar setara dengan 4,….. gr emas 22-24 karat). Sahabat rasul ternyata orang yang pandai berniaga. Dengan sekeping dinar, dia mampu membeli 2 (dua) ekor kambing. Kemudian, dia menjual satu ekor kambing, karena Rasul menghendaki satu saja. Satu ekor kambing berhasil dijualnya dengan harga satu dinar. Sahabat kemudian menghadap Rasul untuk menyerahkan kambing yang dibeli, dan dinar hasil penjualan satu yang lain. Hari ini, apabila kita mempunyai 4 gr emas 22-24 karat, kita dapat membeli seekor kambing/domba yang layak untuk dijadikan hewan korban. Nilai seekor kambing ternyata sama, setelah 1400 tahun berlalu, setara dengan 4 gr emas 22-24 karat. - Contoh kedua, pengalaman nasum ketika memasukkan putranya ke sekolah. Pada saat putranya akan mendaftar SMP, beliau bertemu sahabatnya, yang ternyata Kepala SMA pada sekolah di bawah Yayasan yang sama. Pak Rully bertanya, berapa biaya masuk SMA? Kepala Sekolah, yang juga sahabatnya, menjawab 10 (sepuluh) juta rupiah. Kemudian, Pak Rully menyerahkan uang Rp.10 juta kepada istrinya untuk ditabung atau deposito, sebagai persiapan biaya masuk SMA tiga tahun mendatang. Pak Rully dan istri bersepakat menyimpan dalam bentuk emas. Tiga tahun kemudian, ketika putranya masuk SMA, biaya masuk sudah Rp. 15 (lima belas) juta rupiah. Emas simpanan dijual, laku Rp. 18 (delapan belas) juta rupiah. CUKUP untuk , bahkan lebih, untuk bayar uang masuk. JIka masuk deposito, apakah akan bernasib sama?. JIka dinilai dengan emas, ternyata biaya sekolah tidak selalu naik. Presentasi berikutnya membuat saya ‘terkaget-kaget’ dan semakin sadar, betapa saya tidak faham tentang banyak hal… - Apabila kita memiliki uang (bukan hasil pinjaman berbunga), dan akan berbisnis. Uang itu jangan langsung dipakai. Wujudkan dulu dalam bentuk emas. Emasnya kita masukkan ke Pegadaian, pinjam uang. Uang hasil pinjam ke pegadaian itulah yang dipergunakan untuk bisnis. Dari bisnis yang dijalankan sisihkan setiap bulan dua kali jumlah bunga yang harus dibayar ka pegadaian. Bayarkan uang tersebut ke pegadaian, setiap bulan atau setiap empat bulan sekali (terserah kita), maka dalam tenggang waktu tertentu, utang kita lunas, emas kembali, kita sudah memiliki tambahan asset (kendaraan atau usaha/bisnsis). Bagaimana jika macet? Kita bias jual emas yang kita gadaikan, dan insyaallah (umumnya), harga emas pada waktu kita melepas/jual tidak lebih murah dari pada saat kita memasukkan ke pegadaian. (bandingkan dengan barang elektronik dan kendaraan). Satu hal yang juga amat penting (bagi saya). Investasi emas dalam bentuk perhiasan, bukan hal yang disarankan. Banyak kelemahan, meskipun juga tidak jelek. Disarankan investasi dalam bentuk emas batangan, bersertifikat. Kualitas emas Indonesia termasuk yang terbaik di dunia. Oleh karena itu, investasi logam mulia/emas produk PT Antam, dapat dijadikan pilihan utama. Produk ini dapat kita peroleh melalui Perum Pegadaian. Jangan mudah percaya tawaran investasi yang datang pada kita, lebih baik, kita yang mencari informasi pada lembaga yang sudah teruji…..Macam Perum Pegadaian. Tak perlu malu pergi ke Perum Pegadaian, karena kesana tidak selalu berhutang. Jika hutang dianggap ‘aib’, toh hutang, bukan dosa. Pun berhutang bisa jadi bukan karena kepepet atau ga punya uang/asset, bisa jadi untuk bisnis atau mengembangkan bisnis… So… PD aja melangkah ke sana. Kini, banyak pula ke pegadaian untuk menabung…. dalam bentuk beli emas batangan dengan angsuran di Pegadaian Mudah-mudahan bermanfaat. Selamat berinvestasi….